Denggol Bicara Siapa Dia : Cerdas Santri Dengan Digitalisasi
SORANA.CO.ID-INDRAMAYU.JAWA BARAT
“Santri bukan hanya harus menguasai ilmu agama dan ilmu umum tetapi santri juga harus menguasai teknologi informasi, karena santri dituntut untuk mampu merespon perkembangan zaman yang saat ini sudah dipenuhi dengan kemajuan teknologi informasi dan digitalisasi,”
Demikian diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kantor Kementrian Agama Kabupaten Indramayu, H. Slamet Edi saat memberikan wejangan kepada santri Pesantran Nahdlotul Mubtadiin (NAMU) Al-Islamy pada acara Kemah Al-qur’an dan Masa Ta’aruf Santri Baru (MATASBA) di Situ Bolang, Rabu (13/07/2022).
Lebih jauh Kasi PD Pontren menegaskan, para santri harus mampu membaca tanda-tanda perubahan zaman agar kelak setelah keluar dari pesantren akan mampu beradaptasi sekaligus menjawab tantangan perubahan yang terjadi di masyarakat.
“Adik-adikku para santri NAMU sekalian, kalian harus bangga menjadi santri karena kalian akan digodok menjadi generasi yang unggul dan Islami, kalian juga harus rela keluar dari zona nyaman, yang biasa hidup di rumah serba enak, serba nyaman dan serba ada, kini kalian harus ihlas, sabar dan rela hidup di pesantren dengan penuh kemandirian, yakinlah kalian akan menjadi penerus para ulama dan kelak akan menjadi manusia-manusia yang mulia,” ujar pria yang juga menjadi pengurus di PCNU Indramayu ini.
Selain menghadirkan Kasi PD Pontren, Kemah Al-Qur’an dan dan Masa Ta’aruf Santri Baru (MATASBA) Pesantren Nahdlotul Mubtadiin Al-Islamy di Situ Bolang juga menghadirkan Kasubag TU Kantor Kementrian Agama Indramayu, H. Aan Fathul Anwar untuk memberikan motivasi kepada para santri.
Di hadapan ratusan santri NAMU, H. Aan menjelaskan, kegiatan Kemah Al-Qur’an merupakan program yang sangat baik, karena para santri diajak untuk menggali Al-Qur’an, membiasakan diri membaca Al-Qur’an di manapun bukan hanya di pesantren tetapi juga di alam bebas.
“Dengan membiasakan diri membaca Al-Qur’an, maka kita diajarkan untuk senantiasa berkomunikasi dengan Allah dan pada ahirnya kita akan mencintai Al-Qur’an. Ketahuilah adik-adikku sekalian bahwa dengan mencintai Al-Qur’an maka kita mencintai Allah dan semoga kita semua akan dicintai oleh Allah SWT,” Ungkap H. Aan.
Sementara, Pengasuh Pesantren NAMU, KH Amani Lutghfi dalam sambutannya menjelaskan, Kemah Al-Qur’an dan Masa Ta’aruf Santri Baru (MATASBA) selain untuk penggalian potensi para santri tentang penguasaan dalam membaca Al-Qur’an juga untuk mengenalkan kehidupan pesantren kepada santri baru.
“Rangkain acara setelah Kemah dan Matasba ini, para santri akan diberikan latihan bela negara yang diisi oleh anggota TNI, ketahuilah anak-anakku sekalian, sejarah telah mencatat bahwa santri dan para kiai sejak dahulu kala telah berjuang dalam merebut kemerdekaan negara yang kita cintai ini, maka kita sebagai santri harus mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi dan kita tunjukkan bahwa santri cinta NKRI dan siap menjaga keutuhan negara yang kita cintai ini,” kata Kiai Muda yang juga menjadi pengurus di jajaran Syuriyah PCNU Indramayu ini.“Para santri di bawah komando para kiai dan ulama pada masa pra kemerdekaan dan awal-awal kemerdekaan telah berperang mengorbankan harta, tenaga dan nyawanya untuk membela negara ini.
Makanya santri sudah bosan dengan perang, saat ini bukanlah saat berperang tetapi saatnya mempertahankan serta mengisi kemerdekaan. Jadi kalau ada kelompok-kelompok tertentu yang inginnya perang terus atau memaknai jihad secara sempit hanya dengan makna perang, maka itu sudah ketinggalan zaman, hello…elo ketinggalan bro….udah lama kelleees, kita sih perangnya…Elo Kemane Ajeee… tutup Pengasuh Pesantren NAMU diiringi gemuruh tepuk tangan ratusan santri.( Resman /ys// Sorana.co.id)