DENGGOL Bicara Siapa Dia: Road to Java Festival 2023
SORANA.CO.ID-BANDUNG JAWA BARAT-Dinas Komunikasi Informatika kembali menggelar IKP Talks kali ini dengan tema “Literasi Digital, Peluang dan Tantangan bagi Kultur Masyarakat Jawa Barat.” IKP Talks merupakan bagian Festival Literasi Digital dalam rangka Road to Java Festival 2023. IKP Talks kali ini juga diisi pengukuhan Forum Komunikasi Kelompok Informasi Masyarakat (FK-KIM) dan Launching Aplikasi “Public” Klik layar touchscreen pada LED, serta Launching Program Roadshow Jabar makin Cakap Digital dari Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
IKP Talks dihadiri peserta dari Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), kepala KPU se-Jawa Barat, mahasiswa dan komunitas pegiat literasi digital. Dalam rangkain kegiatan tersebut dilakukan deklarasi Penandatanganan Komitmen Akur Sauyunan Babarengan menolak hoaks dalam pemilu serentak 2024 bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat dan seluruh KPU kabupaten/kota se-Jawa Barat.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Hubungan Masyarakat KPU Jawa Barat Reza Alwan Sovnidar, memberikan apresiasi yang tinggi karena dapat bertemu langsung dengan simpul-simpul masyarakat.”Pemilu 2024 adalah pesta demokrasi khususnya di Jawa Barat, sehingga KPU tidak akan melewatkan satu pun warga Jawa Barat untuk tidak berkontribusi dalam pesta demokrasi,” ujar Reza, dalam Road to Java Festival 2023, di Gedung Sate, Sabtu (8/10 /2022)
“Forum ini sangat strategis untuk bersilaturahmi dan berkumpul, sehingga pemilu serentak nanti di 2024 terselenggara dengan _akur sauyunan babarengan_ (damai, rukun, kebersamaan),” katanya. Acara IKP Talks dibuka langsung Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Ika Mardiah.Dalam sambutannya Ika menyampaikan bahwa di era digitalisasi hari ini distribusi informasi di media sosial mengalir begitu deras, cepat, dan masif.
Selain berdampak positif, keberadaan media sosial saat ini juga kerap dijadikan alat oleh sekelompok pihak untuk menyebarkan narasi-narasi hoax yang mengganggu kerukunan masyarakat.Menurut Ika, di samping berita palsu atau hoaks, ruang-ruang kanal media sosial saat ini tidak luput dari terpaan beragam konten negatif.”Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan budaya masyarakat Jawa Barat yang dikenal ramah dan santun,” ujarnya.
Ika juga mengapresiasi ikhtiar dari jajaran KPU kabupaten dan kota se-Jawa Barat yang siap berkolaborasi dalam upaya penanggulangan hoaks, guna mewujudkan penyelenggaraan pemilu tahun 2024 yang sehat dan demokratis.Dalam kegiatan IKP Talks Festival Literasi Digital tersebut, hadir sebagai “keynote speech” Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden.
Angkie menambahkan bahwa salah satu pilar pembangunan bangsa salah satu dengan cara mengembangkan sumber daya manusia digital melaui upaya percepatan transformasi digital yang perlu disertai dengan peningkatan literasi digital agar internet dan arus informasi banyak digunakan untuk hal-hal yang edukatif dan produktif.
“Indonesia saat ini memasuki bonus demografi, 50 persen penduduk Indonesia berusia 10 sampai 40 tahun yang merupakan rentang waktu, generasi yang sudah cakap digital dan menawarkan oleh teknologi,” tuturnya.
Angkie menegaskan, penguasaan teknologi mutlak dibutuhkan dalam menghadapi berbagai disrupsi. Tantangan ke depan yang dibutuhkan adalah kemampuan adaptasi, kreativitas, dan kritis terhadap pemanfaatan teknologi.
Menurutnya, perkembangan teknologi sejatinya dapat meningkatkan produktivitas, namun bila tidak disertai dengan kemampuan berpikir kritis, papar teknologi berdampak negatif, seperti banyak maraknya berita bohong atau hoaks serta etika digital yang jauh dari nilai-nilai kebangsaan. “Sehingga (kita) perlu meningkatkan literasi digital masyarakat, termasuk kelompok rentan: disabilitas, perempuan, anak dan lansia,” jelas Angkie.
Angkie berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pilar utama literasi digital yang mengutamakan adab dan budaya, keamanan siber, dan etika dalam berinteraksi di media sosial.
Dalam sesi Talk Show, hadir sebagai narasumber Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang menyampaikan percepatan transformasi digital di Indonesia yang bahkan “roadmap”-nya sudah dibuat dalam “short term”, medium, dan “long term :. “Memang kemajuan teknologi untuk mendongkrak ekonomi, namun perlu memperhatikan budaya atau budaya setempat,” kata Boni.
“Kearifan lokal tidak boleh hilang, dengan adanya internet justru kita dapat mengangkat keunikan Jawa Barat melalui pemanfaatan teknologi, dan kearifan yang perlu dijaga menjadi ujung tombak,” tambah Boni. Bonifasius juga menyampaikan pertanyaan dan peluang digital ke depan terkait dengan potensi sumber daya manusia yang perlu dipersiapkan dengan baik, yang perlu diisi dengan hal-hal postif.
Sementara itu Muh Nur Fajar Muharrom sebagai narasumber dari Relawan TIK Jawa Barat menyampaikan tentang pentingnya menjaga keamanan data pribadi dari bahaya internet dan ancaman data pribadi.
Menurut Fajar, waspada dan keterampilan dalam melindungi data seperti tidak sembarang mem-posting identitas diri di media sosial, memasang fitur pengaman, berbagi tautan yang tidak jelas, atau mengganti “sandi” secara berkala.
Sedangkan Alfianto Yustinova Ketua Jabar Saber Hoaks (JSH) menambahkan latar belakang dibentuknya Jabar Saber Hoaks untuk membentengi masyarakat dari serangan-serangan informasi yang menyesatkan.
“Tugas utama Jabar Saber Hoaks adalah menyatukan dan menerima aduan dari masyarakat, melakukan pemeriksaan fakta, klarifikasi yang disampaikan di kanal media sosial, serta melakukan edukasi literasi digital,” katanya.SourceHumas Jabarprov.go.id-(sorana.co.id//ras)