Camat Kedokanbunder Bersama Petani Panen Padi Organik

DENGGOL Bicara Siapa Dia : Permintaan Pasar Hingga 200 Ton Per Bulan 

SORANA-INDRAMAYU JAWA BARAT

Kesadaran masyarakat akan bahan makanan yang lebih sehat semakin tumbuh. Terbukti, berbagai berbagai produk bahan pangan organik semakin diminati masyarakat. Bahkan permintaannya pun semakin hari semakin meningkat.

Seperti halnya permintaan beras organik dari Kecamatan Kedokanbunder yang terus meningkat. Bahkan permintaan dari daerah lain mencapai 200 ton per bulan. Sayangnya, permintaan yang cukup besar tersebut belum bisa dipenuhi oleh para petani di Kecamatan Kedokanbunder. 

Saat ini luas areal sawah yang ditanami padi organik di Kecamatan Kedokanbunder baru berada di dua desa, yakni Desa Jayalaksana seluas 2 hektar dan Desa Kedokanbunder Wetan seluas 3 hektar. Beras organik ini diolah tanpa menggunakan pupuk kimia dan harga di pasaran bisa mencapai Rp 17.000 – Rp 20.000 per kilogram. Nilai tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis beras dari padi biasa yang menggunakan pupuk kimia.Untuk terus mengembangkan padi organik tersebut, BPP Kecamatan Kedokanbunder terus melakukan pengembangan terhadap luas sawah yang akan ditanami padi organik. 

“Saat ini baru 5 hektar tapi kita ingin padi organik ini bisa mencapai 47 hektar, diawali dengan para pengurus kelompok tani yang ada di Kecamatan Kedokanbunder terlebih dahulu,” kata Kordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Kedokanbunder, Oyot, SP pada saat panen padi organik, Senin (28/3/2022). 

Camat Kedokanbunder Atang Suwandi yang ikut pada panen padi organik tersebut mengatakan, peluang pemasaran beras organik sangat terbuka lebar meskipun beras organik lebih mahal dibandingkan dengan beras biasa. Namun demikian, peluang pasar tersebut belum bisa terpenuhi karena masih sedikitnya petani dan luasan sawah yang menanam padi organik. Dengan hanya luas areal mencapai 5 hektar di 2 desa, beras organik yang dihasilkan baru memenuhi kebutuhan dalam daerah. 

“Permintaannya sangat besar terutama dari luar daerah. Namun para petani kita baru memenuhi kebutuhan dalam daerah saja. Secara bertahap kita dorong untuk pengembangan areal sawah untuk ditanami padi organik,” tegas Camat Atang. Sementara itu Ketua Kelompok Tani Sri Trusmi Desa Kedokanbunder Wetan, Waklan yang juga petani penanam padi organik menjelaskan, permintaan pasar beras organik tersebut datang dari daerah Yogyakarta. 

Awalnya pengusaha tersebut membeli beras organiknya hanya untuk kebutuhan konsumsi pribadi, namun setelah itu berkembang dan mengharapkan bisa disediakan 200 ton per bulan. “Jumlah ini sangat banyak, kami belum bisa memenuhinya padahal ini pasar potensial untuk beras organik,” kata Waklan. (ras//sorana.co.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here